Demikian
disampaikan Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Goha kepada Ghemanews.com Selasa
(28/6/2023) kegiatan ini memiliki tujuan penting yaitu meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan balita di Negeri Passo. Ungkap Goha yang adalah Dosen di
"Kampus Orang Basudara" bahwa Tim Pengabdian Kepada Masyarakat oleh
Dosen UKIM terdiri dari ketua Ns. Maria Magdalena Goha, S.Kep.,M.Kep, anggota Ns.
Indah Benita Tiwery, M.Kep.,Sp. Kep. A serta melibatkan 1 anggota mahasiswa
yaitu Jeany W. Hatalaibessy telah dilaksanakan pada hari sabtu 24/6/2023,
bertempat di Negeri Passo.
Kegiatan
ini di pimpin langsung oleh Tim PkM Dosen UKIM, diawali dengan sambutan oleh Pejabat
Negeri Passo yang diwakili oleh Sekretaris desa Bpk L. H. Sopamena, S.STP, MT, kami menyambut baik kegiatan yang
dilakukan oleh Tim PkM Dosen UKIM, bahwa gizi buruk pada balita adalah masalah
serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di seluruh
dunia termasuk di Negeri Passo. Upaya deteksi dini gizi buruk menjadi penting
untuk mencegah dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkannya. Salah satu
metode yang efektif untuk mendeteksi gizi buruk pada balita adalah pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) yang akan di sampaikan oleh Tim PkM Dosen UKIM.
Lanjut Pejabat Negeri Passo bahwa esensinya pemberdayaan kader sebagai tenaga
kesehatan yang terlatih menjadi kunci dalam mengimplementasikan pengukuran LiLA
menggunakan pita LiLA. Kegiatan PkM Dosen UKIM akan direkomendasikan untuk
dijadikan satu program yang memanfaatkan kader dalam deteksi dini gizi buruk
adalah Kader Talilta (Tau Lingkar Lengan Atas), harapannya kegiatan ini dapat
berjalan lancar dan para kader bisa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya, kemudian sambutan ketua Tim PkM Dosen UKIM bahwa kegiatan ini sebagai
bentuk tanggung jawab seorang dosen dalam menjalankan Tri Darma Perguruan
Tinggi di mana saja serta dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu paparan materi oleh
Ns. Indah Benita Tiwery, M.Kep.,Sp. Kep. A terkait “Malnutrisi, Status Gizi dan
Pengukuran LiLA”.
Tiwery
dalam paparan materi menerangkan bahwa pemberdayaan kader sebagai kader
kesehatan yang terlatih menjadi kunci dalam mengimplementasikan pengukuran LiLA
menggunakan pita LiLA. Sehingga menjadi acuan dan di masukan menjadi program
yang memanfaatkan kader dalam deteksi dini gizi buruk adalah Kader Talilta (Tau
Lingkar Lengan Atas) di Negeri Passo. Lanjut Tiwery dalam membahas pentingnya
pemberdayaan kader dalam deteksi dini gizi buruk balita dengan pengukuran LiLA
menggunakan pita LiLA yaitu; 1) Pita LiLA sebagai alat sederhana yang digunakan
untuk mengukur lingkar lengan atas balita. Pengukuran ini memberikan informasi
penting mengenai keadaan gizi balita, terutama terkait adanya gizi buruk atau
kekurangan gizi. Pita LiLA dapat memberikan hasil yang cepat dan akurat, serta
dapat digunakan oleh kader kesehatan yang terlatih. Dalam melakukan pengukuran
dengan pita LiLA, kader perlu mengikuti prosedur yang benar untuk memastikan
konsistensi dan akurasi hasil pengukuran. 2) Peran kader dalam deteksi dini gizi
buruk merupakan garda terdepan dalam upaya deteksi dini gizi buruk pada balita.
Kader merupakan tenaga kesehatan yang terlatih dan terhubung langsung dengan
masyarakat. Dengan pelatihan yang memadai, kader dapat memahami pentingnya
pengukuran LiLA dan mengenali tanda-tanda gizi buruk pada balita. Kader juga
dapat memberikan edukasi kepada orang tua atau keluarga tentang pentingnya
pemantauan gizi balita dan tindakan yang harus diambil jika terdeteksi gizi
buruk. 3) Rekomendasi program kader Talilta (Tau Lingkar Lengan Atas) merupakan
salah satu program pemberdayaan kader dalam deteksi dini gizi buruk menggunakan
pengukuran LiLA yang sudah terbukti efektif dan efisien (berdasarkan
ilmiah/penelitian). Melalui program ini, kader kesehatan dilatih untuk mengukur
lingkar lengan atas balita menggunakan pita LiLA. Mereka juga dilatih untuk
mengenali tanda-tanda gizi buruk dan memberikan informasi kepada orang tua
tentang pentingnya pemantauan gizi balita. Program ini memastikan kader
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi
kasus gizi buruk dan mengarahkan balita yang membutuhkan perawatan lebih lanjut
ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Tiwery
kembali menegaskan bahwa manfaat pemberdayaan kader dalam deteksi dini gizi buruk
saat ini memiliki beberapa manfaat; Pertama, kader sebagai kader
kesehatan yang berada di tingkat masyarakat dapat meningkatkan aksesibilitas
pemeriksaan gizi pada balita. Para kader dapat melakukan pengukuran LiLA secara
rutin dan memberikan informasi kepada orang tua tentang status gizi anak
mereka. Kedua, dengan melibatkan kader, program deteksi dini gizi buruk
dapat mencakup lebih banyak daerah dan masyarakat yang terpencil. kader dapat
mengunjungi desa-desa yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan lainnya. Terakhir,
melalui pelatihan dan pemberdayaan, kader dapat memperluas pengetahuan dan
keterampilan mereka tentang gizi dan tumbuh sebagai agen perubahan dalam
komunitas mereka di Negeri Passo.
Pada akhir paparan materi dilanjutkan dengan pelatihan kader terkait deteksi dini gizi buruk balita dengan pengukuran
LiLA menggunakan pita LiLA yang memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
masalah gizi buruk. Kader yang terlatih dapat mengidentifikasi kasus gizi buruk
dengan cepat dan mengarahkan balita yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Program seperti Kader Talilta merupakan contoh implementasi yang sukses dalam
melibatkan kader dalam deteksi dini gizi buruk. Melalui pemberdayaan kader,
diharapkan angka gizi buruk pada balita di Negeri Passo dapat ditekan dan
anak-anak dapat tumbuh sehat serta berkembang optimal. “Ungkap Tiwery”.
No comments:
Post a Comment