Kegiatan ini dipandu langsung oleh Tim PkM Dosen UKIM dan diawali dengan Doa dan arahan singkat oleh Pdt. Jan Hattu (Ketua Mitra) bahwa program edukasi gizi dan pendampingan teologis yang diselenggarakan oleh Tim PkM Dosen UKIM ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang mendalam tentang pola makan sehat dan pentingnya gizi yang seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak (terutama dalam mengatasi stunting di Jemaat kami). kemudian sambutan kedua oleh Ketua Tim PkM Dosen UKIM oleh Pdt. Dr. Henky Herzon Hetharia, M.Th bahwa Program edukasi gizi dan pendampingan teologis ini dilaksanakan dengan akar permasalahan mitra; 1) Masih kurangnya pengetahuan ibu balita tentang stunting dan upaya pencegahannya, serta faktor penyebabnya seperti pemberian ASI Esklusif dan MP-ASI yang kurang tepat, sehingga dapat diselesaikan dengan metode penyuluhan. 2) Kurangnya dukungan dan kesadaran PUS dalam mempersiapkan 1000 HPK bagi calon ibu dan bayi. 3) Dampak jangka pendek kejadian stunting yaitu terganggunya pertumbuhan fisik dan muncul masalah gizi lainnya pada anak balita. 4) Praktik pemberian MP-ASI belum dilakukan dengan baik yakni kurang bervariasi dan terlalu dini (< 6 bulan) bagi bayi. 5) Pekarangan rumah warga di desa Kawatu sangat luas namun tidak dimanfaatkan untuk menanam sayuran yang cepat dan mudah dipanen untuk menambah kebutuhan gizi anak balita. sehingga solusi yang ditawarkan dan diimplementasikan ; 1) Memberikan penyuluhan tentang stunting dan upaya pencegahannya, manfaat pemberian ASI Eksklusif, pemberian MP-ASI yang tepat untuk cegah stunting. Dilengkapi dengan leafleat tentang ASI dan MP-ASI. 2) Penyuluhan dan pembimbingan kepada PUS dan pemuda/remaja dengan pendekatan teologis terkait Kajian Teologis tentang 1000 HPK. 3) Pemeriksaan antropomteri dan pemeriksaan fisik serta screening untuk mendapatkan data stunting secara akurat. 4) Praktek olah MP-ASI berbasis pangan lokal. 5) Pelatihan dan praktek pemanfaatan pekarangan rumah dengan cara menanami sayur yang mudah dan cepat dipanen seperti kangkung, sawi, bayam dan tomat. Hetharia menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada masyarakat (ibu balita dan PUS) tentang pentingnya gizi yang baik dan juga memberikan dukungan emosional dan spiritual bagi orang tua dan anak-anak yang terkena dampak stunting. Kemudian masuk pada acara inti yaitu paparan materi pertama oleh Pdt. Dr. Henky Herzon Hetharia, M.Th tentang "Penyuluhan dan pembimbingan kepada PUS dan pemuda/remaja dengan pendekatan teologis terkait: Kajian Teologis tentang 1000 HPK", kedua oleh Ns. Dene Fries Sumah, M.Kep., Sp.Kep.MB terkait "Penyuluhan tentang stunting dan screening kesehatan" dan Dr. Zazendy Rehena, M.Kes terkait "Penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan MP-ASI serta praktek pengolahan pangan lokal". Setelah setiap paparan materi dilanjutkan dengan pelatihan yang sudah di rancang oleh Tim PkM Dosen UKIM.
Materi pertama oleh Pdt. Dr. Henky Herzon Hetharia, M.Th. Hetharia menjelaskan bahwa 1000 HPK adalah singkatan dari "Hari Pertama Kehidupan" yang merujuk pada periode sejak konsepsi hingga usia 1.000 hari, yang dianggap sebagai fase kritis dalam perkembangan manusia. Selama periode ini, faktor-faktor seperti gizi, kesehatan ibu, perawatan bayi, dan stimulasi yang adekuat sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam penyuluhan dan pembimbingan kepada PUS dan pemuda/remaja dengan pendekatan teologis terkait "Kajian Teologis tentang 1000 HPK": 1) Memahami dasar-dasar teologis, 2) Menggabungkan nilai-nilai agama dengan kesehatan, 3) Menjelaskan konsep-konsep kesehatan, 4) Memberikan informasi praktis, 5) Memberikan contoh kasus dan cerita inspiratif. Hetharia pada kesimpulannya menegaskan bahwa bagi setiap pemuda dan PUS penting memahami 1000 HPK, selain itu penting juga untuk melibatkan tokoh agama, komunitas agama, dan pemimpin agama dalam penyuluhan dan pembimbingan ini. Mereka dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang teologi dan menjembatani hubungan antara nilai-nilai agama dengan kesehatan.
Materi kedua oleh Ns. Dene Fries Sumah, M.Kep., Sp.Kep.MB. Sumah menjelaskan bahwa stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi perkembangan kognitif, pertumbuhan fisik dan mental anak-anak di seluruh dunia. Dampaknya tidak hanya terbatas pada masa kanak-kanak, tetapi juga berlanjut hingga masa dewasa, berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas individu. Untuk mengatasi stunting, di perlukan penyuluhan tentang stunting karena melalui penyuluhan, masyarakat diberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting, faktor risiko yang terkait, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. Pesan-pesan tentang pentingnya gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, pendampingan gizi pada anak, kebersihan dan sanitasi yang baik, serta stimulasi yang memadai untuk perkembangan anak dapat disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami melalui penyuluhan. dan skrining kesehatan menjadi kunci penting dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat karena melalui skrining, faktor risiko stunting dapat diidentifikasi, dan intervensi yang tepat dapat diberikan secara lebih efektif dan tepat waktu. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan, analisis gizi, serta pemeriksaan kesehatan umum lainnya adalah beberapa bentuk skrining yang penting. Pada kasimpulan Sumah menegaskan bahwa penyuluhan tentang stunting dan skrining kesehatan merupakan langkah awal yang penting dalam pencegahan dan penanganan stunting sehingga apa yang sudah disampaikan agar langsung di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi terakhir disampaikan oleh Dr. Zazendy Rehena, M.Kes. Rehena menjelaskan bahwa pemberian makanan yang sehat dan bergizi pada anak merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang optimal mereka. ASI Eksklusif: ASI (Air Susu Ibu) eksklusif merujuk pada praktik memberikan hanya ASI kepada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya, tanpa memberikan makanan atau minuman lain. MP-ASI (Makanan Pendamping ASI): MP-ASI adalah makanan yang diberikan sebagai tambahan ASI setelah bayi mencapai usia 6 bulan. Penyuluhan akan memberikan informasi tentang pentingnya memperkenalkan makanan padat yang sehat, bergizi, dan tepat, yang sesuai dengan perkembangan fisik dan kemampuan pencernaan bayi. Berbagai jenis makanan, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein nabati, dan hewani, serta teknik pengolahan yang tepat akan dijelaskan kepada peserta. Rehena kembali menegaskan bahwa Praktek pengolahan pangan lokal non beras mencakup memanfaatkan bahan makanan lokal yang tersedia di Jemaat Kawatu, seperti singkong (kasbi), buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan lokal yang diolah secara kreatif menjadi makanan bernilai gizi tinggi untuk dikonsumsi oleh balita sebagai makanan pendamping ASI. Rehena juga mengatakan bahwa kesiapan keluarga dan dukungan lingkungan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Akhir dari penyuluhan dilanjutkan dengan Praktik pengolahan pangan lokal yang dikemas dalam bentuk lomba cipta menu pangan lokal non beras oleh Ibu Balita Jemaat Kawatu. Respon Warga Jemaat Kawatu sangat antusias terhadap praktik pangan lokal yang dilakukan, seperti pembuatan nasi goreng pisang, cake singkong (kasbi) chocolatos, brownis singkong (kasbi), jus galoba, jus kelor, teh kayu manis, ikan santan pepaya, rollcake singkong (kasbi), dsb. Pada kesimpulan Rehena mengharapkan masyarakat mampu memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan pertama, memperkenalkan MP-ASI yang sehat setelah 6 bulan, dan menggunakan pangan lokal dalam pengolahan makanan anak. Dengan demikian, kita dapat menciptakan generasi yang sehat, berkualitas, dan siap menghadapi masa depan di Jemaat Kawatu. "Ungkap Rehena".
Kegiatan PkM ini telah berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 29/06/2023 dan 30/06/2023 sehingga seluruh paparan materi, diskusi dan pelatihan boleh kita lakukan secara baik dan di hari terakhir Ketua PkM Dosen UKIM Pdt. Dr. Henky Herzon Hetharia, M.Th dan Tim Melakukan pelatihan dan praktek pemanfaatan pekarangan rumah dengan cara menanami sayur yang mudah dan cepat dipanen seperti kangkung, sawi, bayam dan tomat. "Ungkap Pdt. Dr. Henky Herzon Hetharia, M.Th yang juga Rektor di Kampus Orang Basudara (UKIM saat ini)".
No comments:
Post a Comment