Pendahuluan
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah kesehatan serius yang berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Di Timor-Leste, prevalensi stunting mencapai 47%, menjadikannya salah satu yang tertinggi di dunia. Tingginya angka ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas perhatian dan intervensi pemerintah dalam menangani masalah tersebut.
Upaya Pemerintah dalam Menangani Stunting
Pemerintah Timor-Leste telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi stunting. Pada Mei 2022, pemerintah bersama mitra internasional meluncurkan Rencana Strategis Gizi Sektor Kesehatan Nasional 2022–2026, yang bertujuan memerangi kekurangan gizi, terutama stunting pada anak-anak. Selain itu, pada Desember 2022, pemerintah menyetujui pembentukan Unit Komisi untuk Memerangi Stunting, yang bertugas menyusun dan melaksanakan rencana aksi nasional dalam penanggulangan stunting. Pada Maret 2023, Unit Misi Cegah Stunting (UNMICS) diluncurkan dengan tujuan mempercepat penurunan angka stunting dari 47% menjadi 25% sebelum tahun 2030.
Tantangan dalam Implementasi Kebijakan
Meskipun berbagai kebijakan dan program telah diluncurkan, tantangan utama terletak pada implementasi di lapangan. Keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan koordinasi antar sektor seringkali menghambat efektivitas program. Misalnya, program gizi tambahan untuk anak usia sekolah di Kecamatan Lospalos menghadapi kendala distribusi makanan tambahan akibat keterbatasan infrastruktur dan sumber daya di beberapa sekolah. Selain itu, kurangnya fasilitas untuk ibu yang bekerja menyebabkan pemberian ASI tidak optimal, yang berkontribusi pada tingginya angka stunting.
Peran Kemitraan dan Inovasi Program
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah bekerja sama dengan mitra internasional dan organisasi masyarakat sipil dalam mengembangkan program inovatif. Contohnya, program percontohan "Ikan dalam Makanan Sekolah" diluncurkan pada Juli 2023 untuk meningkatkan konsumsi ikan di daerah pedesaan. Lebih dari 1.200 siswa dari 10 sekolah di Ermera menerima hidangan ikan yang sehat setiap minggu sebagai bagian dari Program Pemberian Makan Sekolah nasional. Selain itu, pemerintah bersama USAID dan sejumlah LSM meluncurkan menu ikan nila untuk program "Merenda Eskolar" di Kotamadya Ermera, yang bertujuan memenuhi gizi anak-anak melalui pemberian makanan di sekolah.
Pentingnya Komitmen dan Koordinasi
Meskipun upaya telah dilakukan, efektivitas penanganan stunting sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan koordinasi antar sektor. Presiden Jose Ramos Horta menekankan pentingnya fokus pemerintah dalam menurunkan angka stunting dan berinvestasi pada nutrisi untuk anak dan ibu hamil.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, parlemen, dan masyarakat sipil diperlukan untuk memastikan program berjalan efektif dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Anggota parlemen memiliki tanggung jawab untuk memastikan program-program yang diluncurkan pemerintah benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Kesimpulan
Tingginya angka stunting di Timor-Leste menunjukkan bahwa meskipun berbagai kebijakan dan program telah diluncurkan, implementasi yang efektif masih menjadi tantangan. Diperlukan komitmen yang kuat, koordinasi antar sektor, dan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, inovasi program dan kemitraan dengan berbagai pihak dapat membantu mengatasi kendala yang ada dan memastikan anak-anak Timor-Leste mendapatkan gizi yang optimal untuk tumbuh kembang mereka.
No comments:
Post a Comment